3Rd. Longshan Environmental Technology Park, Zhangqiu District, JiNan, Shandong, China [email protected]
Baru-baru ini, Departemen Lingkungan Hidup Provinsi Shandong mengeluarkan peraturan khusus mengenai pengisian kembali dan pemanfaatan kembali limbah padat industri, termasuk gypsum desulfurisasi gas buang (FGD). Menurut aturan baru tersebut, limbah padat industri umum Kategori I maupun limbah Kategori II yang telah diproses awal hingga memenuhi standar Kategori I dapat diajukan untuk pengisian kembali hanya setelah melalui kepatuhan prosedural yang ketat.
Peraturan-peraturan ini mencerminkan tren nasional yang lebih luas: pada tahun 2028, ambang batas untuk pengisian kembali limbah padat industri diperkirakan akan semakin diperketat, yang berpotensi membatasi skala pengisian kembali yang diizinkan. Akibatnya, perusahaan didorong untuk merencanakan jauh-jauh hari dan mengadopsi teknologi pemanfaatan bernilai tinggi, seperti mengubah gipsum FGD menjadi papan gipsum atau memproduksi semen secara bersama dari fosfogipsum. Hingga Agustus 2025, setidaknya tujuh provinsi telah menerapkan kebijakan khusus atau skema percontohan untuk pengisian kembali limbah padat industri, yang mencakup industri-industri utama seperti batubara, kimia fosfat, dan metalurgi.

Dampak terhadap Praktik Desulfurisasi Gas Buang
Dalam jangka panjang, kebijakan-kebijakan ini kemungkinan besar akan mendorong pengembangan desulfurisasi berbasis kalsium secara berkualitas tinggi serta mendorong pemanfaatan bernilai tinggi terhadap produk sampingannya. Di sisi lain, kebijakan ini menetapkan tuntutan teknis yang lebih tinggi bagi perusahaan, mendorong peningkatan proses dan standar kualitas produk yang lebih ketat. Sebagai contoh, produksi gipsum FGD dengan komposisi yang konsisten, kandungan pengotor rendah, serta kepatuhan terhadap standar regulasi kini menjadi hal yang penting. Jika gipsum tidak memenuhi persyaratan untuk penambalan, perusahaan mungkin perlu berinvestasi pada proses pra-perlakuan, seperti pemurnian dan stabilisasi, atau mengeksplorasi jalur pemulihan sumber daya alternatif.
Desulfurisasi Berbasis Amonia Memperoleh Keunggulan Strategis
Sementara desulfurisasi berbasis kalsium menghadapi tekanan teknis yang semakin meningkat, teknologi desulfurisasi berbasis amonia mendapat manfaat dari perubahan regulasi. Keunggulan utama FGD berbasis amonia terletak pada kemampuannya menghasilkan produk sampingan bernilai daripada limbah dalam jumlah besar. FGD amonia menghasilkan ammonium sulfat, suatu produk yang dapat dipasarkan dan dijual langsung, menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaan serta selaras penuh dengan prinsip ekonomi sirkular. Berbeda dengan FGD berbasis kalsium, sistem berbasis amonia menghindari risiko lingkungan dan penyimpanan yang terkait dengan penumpukan gipsum, secara efektif mengurangi pembangkitan limbah sejak dari sumbernya.
keunggulan "Bebas Limbah" dan Pemanfaatan Sumber Daya
Tujuan utama dari kebijakan baru ini adalah untuk meminimalkan timbulnya limbah padat dan mendorong pemulihan sumber daya. Desulfurisasi berbasis amonia merupakan contoh nyata dari pendekatan ini, menunjukkan bahwa limbah dapat diubah menjadi nilai tambah. Dengan menghasilkan produk sampingan yang dapat dijual alih-alih limbah, FGD amonia tidak hanya mengurangi risiko lingkungan tetapi juga mendukung operasi industri yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan keselarasan teknologi tersebut dengan tujuan lingkungan maupun ekonomi, menjadikan desulfurisasi berbasis amonia sebagai solusi yang semakin menarik bagi industri dalam kerangka regulasi yang lebih ketat.
Kesimpulan
Peningkatan regulasi pengelolaan limbah padat industri dan reklamasi kembali akan mengubah lanskap desulfurisasi gas buang di Tiongkok. Desulfurisasi berbasis kalsium menghadapi tuntutan kualitas dan proses yang lebih ketat, sementara desulfurisasi berbasis amonia memperoleh keunggulan kompetitif melalui desain "tanpa limbah" serta nilai produk sampingannya. Bagi industri yang mencari solusi berkelanjutan, sesuai peraturan, dan efisien secara ekonomi, teknologi FGD berbasis amonia menjadi pilihan strategis dalam lanskap regulasi dan lingkungan yang terus berkembang.